METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF
MOTIVASI PENGUNJUNG GUNUNG KAWI UNTUK MELAKUKAN
RITUAL CIAM SI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa
indonesia sebagai suatu bangsa yang mempunyai beragam potensi budaya untuk
diikat sebagai identitas bangsa.Dimulai dari sistem kemasyarakatan,dengan kesenian
yang dimiliki,juga upacara adat dan bahasa ini merupakan beragam unsusr unsur
budaya yang dimiliki oleh bangsa indonesia dalam kehidupan berbudayanya.Budaya
merupakan hal yang penting bagi individu.Individu berperilaku berdasarkan
budaya yang merupakan cerminan dari nilai nilai yang dianut dalam
masyarakat.Setiap masyarakat tentunya memiliki ciri budaya sendiri.Perbedaan
budaya dalam tiap masyarakat seharusnya tidak membuat konflik antar individu
atau kelompok.
Perbedaan budaya ini juga terlihat di gunung
kawi,terutama perbedaan antara budaya Jawa dan Tiong Hoa.Digunung kawi orang
orang Jawa dan Tiong Hoa membaur dan
bersama-sama melaksanakan ritual.Berbaurnya unsur budaya dalam sebuah ritual antara budaya Jawa dan
Tionghoa ini terlihat mencolok lagi pada peringatan Malam Satu Suro lalu.Budaya
Tiong Hoa yang terkenal dikawasan gunung kawi adalah Ciam Si.Ciam si merupakan
jenis ramalan Tiong Hoa.Kegiatanya adalah orang harus mengocok ngocok bilah
bambu dalam batang bambu yang besar sampai keluar satu bilah.Bilah bambu
tersebut berisi angka yang ditukarkan oleh penjaga ciam si.Penjaga ciam si akan
memberikan kertas yang berupa ramalan berdasarkan angka yang keluar dalam
batang bambu tersebut.
Berbagai lapisan masyarakat boleh ikut serta
dalam melakukan ciam si ini.Baik tua- muda,pria-wanita dan pribumi Tiong
Hoa.Bahkan mayoritas pengunjung yang melakukan ciam si ini adalah masyarakat
pribumi.Hal ini menunjukan budaya ciam si yang notabene nya bukan budaya asli
Indonesia.Dalam ritual ciam si ini
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana sejarah Ciam si di gunung kawi ?
2. Apa tujuan para pengunjung melakukan Ciam si?
3. Apa motivasi pengunjung gunung kawi yang
melakukan Ciam si?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejarah Ciam si di gunung
Kawi
2. Untuk mengetahui tujuan para pengunjung
melakukan Ciam si
3. Untuk mengetahui motivasi pengunjung gunung
kawi yang melakukan Ciam si
1.4 Manfaat
Penelitian
Manfaat penelitian ini terbagi menjadi 2, yakni secara teoritis maupun secara
praktis. Yakni diantaranya :
Secara Teoritis
Secara teoritis bahwa penelitian kali ini memungkinkan
bisa dijadikan sebagai panduan pada kajian yang memiliki kesamaan bahasan dan
dapat dijadikan sebagai pembenahan atas kekurangan pada kajian selanjutnya
untuk diadakan penyempurnaan dengan pengkajian yang cukup konseptual, sekaligus
dalam rangka pengembangan pemikiran secara akademik.
Secara Praktis
Ketika hasil penelitian ini memiliki akurasi dan juga
memiliki tingkat kebenaran secara rasional atau secara esensial bisa diterima
oleh banyak kalangan baik sebagai akademisi maupun sebagai masyarakat umum.
Maka tidaklah keliru unutk menjadikan laporan penelitian ini sebagai sarana
pengetahuan dan belajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Motivasi
Merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuannya.Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah
intensitas, arah, dan ketekunan. Motif
seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Jadi motif tersebut merupakan
suatu driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku, dan di
dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu. Setiap tindakan yang
dilakukan oleh manusia selalu dimulai dengan motivasi (niat).
Motivasi dapat
berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi yang bersifat intinsik
adalah manakala sifat pekerjaan itu sendiri yang membuat seorang termotivasi,
orang tersebut mendapat kepuasan dengan melakukan pekerjaan tersebut bukan
karena rangsangan lain seperti status ataupun uang atau bisa juga dikatakan
seorang melakukan hobbynya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah manakala
elemen elemen diluar pekerjaan yang melekat di pekerjaan tersebut menjadi
faktor utama yang membuat seorang termotivasi seperti status ataupun
kompensasi.
Abraham Maslow
(1943-1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan
pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang
memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal
dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar
sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah
kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus
terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu
tindakan yang penting. Yakni diantaranya:
a)
Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
b)
Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
c)
Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain,
diterima, memiliki)
d) Kebutuhan
akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta
pengakuan)
e) Kebutuhan
aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi;
kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan
aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi aktif yang
menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang yang nampak pada
gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk
bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau
keinginan yang harus terpuaskan.
2.2 Ciam Si
Ciam si adalah tradisi peramalan yang berakar
pada Taoisme Zhang Tao Ling pengembang ajaran Tao yang hidup pada abad ke-2
Masehi,menciptakan metode ciam si dengan tujuan membantu orang orang yang
berdoa diklenteng untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang
dihadapi.Jawaban diberikan dalam bentuk syair yang ditulis dilembar-lembar
kertas yang isinya penjelasan atau petunjuk tertentu yang dianggap sebagai
jawaban dewa atau dewi atas doa yang dipanjatkan. Ciam si sama halnya sebuah ritual
“Meramal Nasib” dimana kita akan disuruh untuk mengocok sebuah wadah yang
berisi petunjuk-petunjuk nasib kita sampai salah satu diantaranya terjatuh ke
lantai, maka itulah yang menjadi “peruntungan” kita pada periode ini. Bila kita
merasa bingung dengan artinya, karena kebanyakan kata-kata didalam lembar itu
dikatakan secara abstrak, maka kita dapat menggunakan jasa penterjemah yang ada
di bagian depan klenteng untuk mengartikan apa yang sebetulnya menjadi maksud
dari lembar tersebut.
2.3 Sejarah Ciam si di Gunung Kawi
Menurut kajian
Efendi, pengamat budaya Tionghoa seberang lautan, sekitar 3000 sebelum Masehi
di daratan Tiongkok, setiap perhimpunan warga mulai mengenal ‘cara jalan hidup
yang baik’. Salah satu perantaranya kepada orang-orang yang mendapat pencerahan
dari Tuhan, biasa disebut ‘penguasa langit.Bangsa Tionghoa merupakan ras
Mongoloid. Keberadaan Ras Mongoloid sendiri saat ini terbentang dari suku
Indian di Benua Amerika (dari Amerika Serikat sampai Argentina), Tiongkok,
Tibet, Asia Tengah, hingga ke Indonesia dan sekitarnya.Saling bertempur
memperebutkan lahan, akhirnya kumpulan warga saling hidup berdampingan dengan
menjalin perdagangan dan lain-lain. Masa damai sekitar 3000 SM di Tiongkok
kuno, banyak orang-orang yang datang ke klenteng mencari guru-guru agama untuk
meminta bantuan atau pertolongan. Ada yang menanyakan nasib dan jodoh mereka,
dan ada juga untuk penyembuhan penyakit-penyakit serta meminta obat-obatan.
Tetapi pada bulan
bulan-bulan tertentu, para guru itu tidak ada di klenteng karena mencari
obat-obatan di hutan atau di pegunungan, seperti ginseng, jamur, dan
lain-lainnya. Dalam pencarian obat ini dibutuhkan waktu berbulan-bulan lamanya.
Untuk itu para
guru membuat Ciam Si supaya masyarakat atau orang-orang yang datang dari jauh
tidak kecewa karena gurunya tidak berada di tempat.Masyarakat yang tertolong
kemudian membawa oleh-oleh untuk Guru tersebut sebagai tanda terima kasih.
Karena guru-guru tidak berada di tempat, maka diletakkan di atas meja
sembahyang. Ada juga yang datang membawa persembahan kepada Dewa.Dari sinilah
timbulnya kebiasaan mempersembahkan sesuatu kepada Dewa. Pemberian persembahan
kepada Dewa ini kemudian menimbulkan persaingan di antara masyarakat itu
sendiri, sehingga timbullah persembahan Sam Seng.Di mana menurut pandangan
masyarakat waktu itu Sam Seng mewakili jenis jenis hewan di dunia, yaitu babi
untuk hewan darat, ikan untuk hewan laut, dan ayam untuk hewan udara.
Demikianlah persembahan ini berlangsung secara turun-menurun sampai sekarangpun
masih ada.Sebenarnya Sam Seng tidak digunakan sebagai persembahan kepada Dewa.
Jadi cukup dengan buah-buahan saja, antara lain: apel, pear, jeruk, anggur, dan
lain-lain. Yang penting adalah buah-buahan yang segar dan tidak berduri serta
serasi dipandang mata.Demikianlah cerita asal usul adanya Ciam Sie dan
persembahan pada Dewa
2.4 Kerangka
Pemikiran
RAMALAN HIDUP (HARAPAN)
|
APA YANG
MENYEBABKAN PARA PENGUNJUNG MELAKUKAN CIAM SI
|
MOTIVASI
|
MOTIVASI
PENGUNJUNG
|
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Pendekatan
Laporan ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Di mana pendekatan kualitatif merupakan
jenis penelitian di mana temuan atau datanya tidak diperoleh melalui prosedur
statistik. Melainkan dengan cara mengobservasi secara langsung fenomena yang
sedang terjadi. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari
perpektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih
dahulu, tetapi didapat setelahmelakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang
menjadi fokus penelitian. Berdasarkananalisis tersebut kemudian ditarik
kesimpulan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang
kenyataan-kenyataan
3.2 Waktu dan
Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 26 April 2012,
dan dilaksanakan pada kawasan kuil ciamsi di Gunung Kawi, Jawa Timur.
3.3 Teknik Pemilihan
Subyek
Dalam pemilihan subjek, penulis menggunakan teknik purposeful sampling yang merupakan teknik dalam non-probability sampling yang
berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih karena
ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Dalam
purposeful sampling, peneliti memilih subjek penelitian dan lokasi penelitian
dengan tujuan untuk mempelajari atau memahami permasalahan pokok yang akan
diteliti. Subjek penelitian dan lokasi penelitian yang dipilih dengan teknik
ini biasanya disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini, karakteristik subjek adalah sebagai berikut:
Subjek penelitian ini adalah pengunjung yang berada di sekitar klenteng Ciam si dengan situasi yang
terjadi pada saat penelitian berlangsung. Dimana subjek penelitian sedang
melakukan pengocokan bambu .Subyek yang dipilih adalah pria yang telah
selesai melakukan Ciam si.Seorang pria
yang terlihat dari fisiknya adalah berusia lebih dari 40 tahun.Bapak ini
menceritakan dengan jelas mengenai apa itu ritual ciamsi, bagaimana tata
caranya, dan motivasi mengikuti ritual ini.
3.4.Teknik Pengumpulan
Data
Pengumpulan data adalah hal yang sangat
penting dari penelitian.Pengumpulan
menentukan keabsahan dari suatu penelitian.Untuk penelitian ini peneliti
membutuhkan teknik teknik sebagai berikut :
3.4.1 Wawancara
Metode wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang umum
digunakan untuk mendapatkan data berupa keterangan lisan dari suatu narasumber
atau responden tertentu. Data yang dihasilkan dari wawancara dapat
dikategorikan sebagai sumber primer karena didapatkan langsung dari sumber
pertama. Proses wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada
narasumber atau responden tertentu. Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah
metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden,
caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka. Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik wawancara tak berstruktur, dimana
dalam jenis ini wawancara dilakukan secara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. (Sugiyono, 2010 : 197).
Responden
biasanya terdiri atas mereka yang terpilih saja karena sifat-sifatnya yang
khas. Biasanya mereka memiliki pengetahuan dan mendalami situasi, dan mereka
lebih mengetahui informasi yang diperlukan,Sehingga
mendapatkan informasi tentang motivasi sesorang untuk melakukan Ciam si di
gunung Kawi
3.4.2
Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini
juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu
gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi
dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara
dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi
terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan
peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data
tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan
observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas
yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian
di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati
tersebut.
Menurut Patton (dalam
Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam
observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton
menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih
baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.
b. Observasi memungkinkan peneliti untuk
bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan
mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal
yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.
d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena
berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam
wawancara.
e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan
dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan
perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat
dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.
Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa jenis observasi yang didasarkan
pada cara pengamatannya, antara lain peneliti menggunakan :
a)
Observasi tak terstruktur
Dalam hal ini peneliti tidak
mempersiapkan catatan tentang tingkah laku
saja yang harus diamati. Peneliti mengamati arus peristiwa dan
mencatatnya atau meringkasnya untuk kemudian di analisis.Observasi tak
terstruktur biasanya berkaitan dengan observasi partisipan. Pencatatan
dilakukan setelah peneliti ada waktu dan tidak terlibat dalam kegiatan subjek
penelitian.
b) Observasi
pertisipan
Yang dimaksud dalam observasi partisipan
adalah Observer ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan subyek yang
diselidiki.Jadi observer ikut dalam kegiatan atau aktivitas melakukan ciam
si,mulai dari mengocok bilah bambu sampai dapat memahami kertas nasib.Observe
yang dipilih adalah individu yang melakukan ciam si agar bisa diketahui hal hal yang
memotivasi individu tersebut untuk melakukan Ciam si.Peneliti memilih teknik ini bertujuan untuk menggali
informasi yang sebenar-benarnya dari pengunjung yang ia wawancarai.Informasi
ini tentunya yang menyangkut dengan motivasi seseorang untuk melakukan ciam si
ini.Sehingga observer juga ikut merasakan secara langsung apa yang dirasakan
subjek dalam penelitian tersebut.
3.4.3
Studi Pustaka
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan studi
pustaka dengan mengumpulkan referensi-referensi dari buku atau internet untuk
penunjang sumber penelitian.
3.4.4
Dokumentasi
Selain menggunakan teknik observasi dan wawancara, dalam hal ini peneliti
juga menggunakan dokumentasi dalam pengumpulan datanya. Dokumentasi merupakan
suatu informasi yang diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat,
catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan
sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali
infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti perlu memiliki kepekaan teoretik
untuk memaknai semua dokumen tersebut sehingga tidak sekadar barang yang tidak
bermakna. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga
memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di
waktu silam.Dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan dokumentasi
berupa foto-foto yang diperoleh langsung dilokasi penelitian Ciam si Gunung
Kawi
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik coding sebagai teknik analisa data yang ada. Coding digunakan untuk
mencari sekaligus menemukan jawaban terhadap pertanyaan penelitian, isu-isu
penelitian atau permasalahan yang ada. Coding terdiri dari berbagai tahapan,
yaitu open coding, axial coding dan selective coding. Open coding didapat dari
verbatim yang ada, berisi kategori, properti dan dimensi yang berasal dari
verbatim. Setelah proses open coding selesai, dilanjutkan dengan axial coding
yaitu prosedur yang diarahkan untuk melihat keterkaitan antar kategori-kategori
yang dihasilkan dari open coding. Axial coding terdiri dari causal condition,
central phenomenon, consequences, strategies, context dan intervening
condition. Setelah proses axial coding, dilanjutkan dengan selective coding,
yaitu bentuk rangkuman dari open coding dan axial coding, selective coding ini
berbentuk narasi.
Yang akan saya teliti
dari fenomena ini yaitu motivasi dari pengunjung Ciam Si itu sendiri dengan
menggunakan model dari penelitian kualitatif yaitu grounded theory. Saya
memilih menggunakan model ini dikarenakan dengan menggunakan model grounded
theory ini mampu menemukan atau menghasilkan teori dari suatu fenomena (central
phenomenon) yang berkaitan dengan situasi tertentu. Dari hasil pengamatan dan
wawancara, saya menemukan bahwa kebanyakan dari pengunjung Ciam Si ini memiliki
motivasi-motivasi untuk dating ke sana. Banyak dari mereka yang bukan penduduk
asli gunung Kawi dan datang dari jauh. Ini membuktikan bahwa ada yang mendorong
mereka untuk datang ke Ciam Si meskipun harus menempuh perjalanan yang cukup
jauh. Yang mendorong perilaku pengunjung yang datang ke Ciam Si ini adalah
motivasi. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk meneliti motivasi yang
mendasari perilaku para pengunjung tersebut.
Motivasi pengunjung
Ciam Si salah satunya dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut yaitu
harapan, adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan
informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan
subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku. Ini terbukti
dengan pengunjung yang mengocok bambu sampai berkali-kali. Mereka berharap
mendapatkan nasib yang baik. Motivasi yang lainnya yaitu kebutuhan; manusia
dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi dirinya sendiri yang berfungsi secara
penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong
dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi
respon terhadap tekanan yang dialaminya.Peneliti ini ingin
mengetahui motivasi apa yang melatar belakangi pengunjung
yang ingin melakukan ritual ciam si di gunung Kawi.
3.6 Keabsahan
Data
3.6.1
Validitas
Validitas merupakan ketepatan interpretasi penelitian berdasarkan bukti-bukti
yang mendukung. Dengan kata lain, validitas adalah kecocokan data yang diteliti
dengan data yang ada dilapangan. Validitas ini terbagi menjadi 5 macam, yakni
diantaranya :
1) Reflective
Validity
Validitas ini mengandung maksud agar aspek/variabel terukur hendaknya dapat
merefleksikan variabel yang sebenarnya hendak diukur.
Di sini peneliti melihat bahwa para pengunjung Gunung Kawi yang melaksanakan
ritual ciamsi ini berdesak-desakkan dan situasi di sana sangatlah ramai. Dari
perilaku yang berdesak-desakkan inilah mencerminkan motivasi yang tinggi dari
para pengunjug dalam melakukan ritual ciamsi.
2) Ironic
Validity
Vailiditas ini didapat ketika instrument penelitian (peneliti) menggunakan
sumber data dalam memperoleh informasi-informasi tentang penelitian yang ia
lakukan. Sumber data inilah yang merupakan ironic validity.
Dalam
penlitian inilah, peneliti memilih seorang wanita tua sebagai subjek
penelitian. Beliau menjelaskan bahwa situasi di ruangan ciamshi ini memang
sangat padat atau berdesak-desakkan, selain itu mereka pasti memiliki motivasi
ketika melakukan ritual ciamsi ini.
3) Neo-Pragmatic
Validity
Validitas ini berisi teori yang telah ada dibandingkan dengan topik penelitian.
Peneliti memilih teori yang cocok dengan topik yang ia pilih.
Di dalam penelitian ini, peneliti memilih teori yang sesuai dengan topik
penelitian. Yakni peneliti menggunakan teori motivasi Abraham Maslow.
4) Rhizomatic Validity
Validitas ini memberi gambaran bahwa tidak ada peristiwa yang terjadi secara
linier, namun dengan perhatian yang tinggi, setiap peristiwa itu dapat dipahami
dan diungkap banyak cerita sebagai kebenaran yang sahih.
Peneliti berpendapat bahwa yang menjadi informan yang terpercaya ialah Bu Lip
yakni orang yang benar-benar tahu masalah rangkaian ritual Ciamsi dan juga yang
benar-benar melakukan rangkaian ritual sampai membuat segala keinginan dan
harapannya terkabul. Dari pengalaman inilah yang akhirnya membuat Ibu Lip ini
mengajak anaknya dan juga tetangganya. Selain itu, banyak orang yang percaya
bahwa ritual ciamsi ini benar terkabul keinginannya berdasarkan informasi dari
Ibu Lip.
5) Situated Validity
Validitas ini memberikan
contoh kebenaran validitas feminist dalam situasi dominasi pengaruh pria, di
mana wanita ingin mengekspresikan perilakunya, tampilannya, emosinya, sifat
keibuannya secara beragam. Pada peneltian tentang motivasi ini, terlihat
pengunjung yang melakuka ciamsi didominasi oleh orang pribumi.
Situasi disana menunjukkan bahwa sangat ramai orang yang melakukan ciamsi,
dengan beragam motivasi yang melatar belakangi mereka. Sampai-sampai mereka
rela melakukan ritual ini walaupun bertentangan dengan budaya mereka.
3.6.2
Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Suatu data dinyatakan reliabel
apabila dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang
sama atau peneliti yang sama dalam aktu yang berbeda menghasilkan data yang
sama atau sekelompok data bila dibagi menjadi dua kelompok menunjukkan data
yang tidak berbeda. Kalau peneliti satu menemukan dalam suatu objek yang
berwarna merah, penelti yang lain juga demikian. Reliabilitas terdiri dari 3
macam, yakni diantaranya :
1.
Quixotic Reliability
Merupakan keadaan dimana suatu metode pengumpulan data secara kontinyu
menghasilkan data yang sama (tidak bervariasi). Reliabilitas ini hanya dilihat
sekilas oleh peneliti, sehingga reliabilitas ini sering tidak akurat.
Pada penelitian ini, menunjukkan bahwa banyak orang yang berkunjung di kuil
ciamsi dan memiliki berbagai macam motivasi. Di sini pengunjung yang melakukan
ritual ciamsi diharuskan untuk mengocok bambu, dan banyak sekali orang yang
rela antri untuk mengocok bambu ini.
2.
Diachronic Reliability
Diachronic reliability adalah reliabilitas yang menunjuk pada stabilitas suatu
observasi dari waktu ke waktu. Dengan kata lain, diachronic reliability adalah
sejarah yang memacu sesuatu ada.
Pada awalnya, Pendiri perusahaan rokok Bentoel
yang merupakan orang Tiong Hoa
mencari wangsit di Gunung Kawi. Ia berhasil mendapatkan wangsit
dan usahanya pun berkembang
pesat. Rupanya, kabar hubungan antara
kesuksesan Rokok Bentoel dan
pesarean Gunung Kawi dengan cepat menyebar luas di kalangan masyarakat Tiong
hoa. Akibatnya banyak masyarakat
Tiong hoa berbondong-bondong datang
ke sana. Selainmengikuti upacara
ritual standar Islam Kejawen yang dilakukan oleh para juru kunci makam, para
peziarah Tiong hoa juga melakukan
ritual tionghoanya. Segera saja
klenteng kecil dibangun yang letaknya dekat lagi dengan makam. Di ke tiga
kelenteng ini diisi oleh Dewa
Bumi Ti Kong, Dewi Kwan Im dan
kelenteng khusus untuk Ciamsi
(ramalan).
3.
Synchronic Reliability
Reliabilitas ini mengacu pada kesesuaian data atau informasi di setiap kegiatan
pengumpulan data. Dalam mengenal perilaku manusia seringkali didapati adanya
persamaan sikap, motif dan perilaku.
Reliabilitas jenis ini jika dikaitkan dengan motivasi adalah melakukan ciamsi
karena keingintahuan dari orang-orang
itu sendiri. Persamaan sikap orang-orang yang melakukan
ciamsi ini dikaranakanadanya
rasa ingin tahu yang besar dari setiap
orang. Ketika mereka ingin melihat ada orang yang telah melakukan ciamsi dan
terbukti ramalan itu benar, maka
mereka penasaran dan ingin mencoba melakukan ciamsi.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis
Coding
4.1.1
Open Coding
merupakan proses proses merinci, menguji,
membandingkan, konseptualisasi, dan melakukan kategorisasi data .Kegiatanya
memberi nama,mengkategorisasikan fenomena yang diteliti yang dilakukan secara
mendetail.Kategori ini harus dilakukan secara rinci berdasarkan ciri-cirinya
(property),dimensi besaranya (dimension),Faktor pendukung atau yang
mempengaruhi (supporsive) dan contoh nyatanya (example)
1. Kategori partisipasi yaitu mengenai
motivasi seseorang melakukan ciam si,maka hal itu terlihat dari partisipasinya
melakukan ritual ini.Ciri-cirinya adalah;
a. Intensitas, merupakan ciri fisik yang
terlihat dari jumlah partisipasi seseorang dalam melakukan ciam si.Dimensinya
adalah banyak-sedikit.
b. Rasa ingin tahu, merupakan ciri fisik yang
diindikasi seseorang ketika mencoba sesuatu yang baru.Rasa ingin tahu ketika
melakukan ciam si.Dimensinya adalah tinggi-rendah
c. Keterlibatan, merupakan ciri fisik yang
terlihat dari keikutsertaan individu dalam melakukan tatacara dalam melakukan
ciam si dimensinya adalah lengkap-sebagian
2. Kategori Feedback(umpan balik)yaitu respon
yang diberikan individu ketika ia termotivasi untuk melakukan ciam si.Maka
feedback yang diberikan adalag semakin besar.Ciri-cirinya adalah
a. Memberi uang,yaitu individu memberi uang
karena telah menerima jasa ramalanya.Dimensinya adalah banyak-sedikit
4.1.2 Axial
Coding
Merupakan
suatu perangkat prosedur dimana data dikumpulkan kembali bersama dengan cara
baru setelah open coding, dengan membuat kaitan antara
kategori-kategori. Ini dilakukan dengan memanfaatkan landasan berpikir
(paradigma) coding yang meliputi kondisi-kondisi, konteks-konteks, aksi
strategi-strategi interaksi dan konsekuensi-konsekuensi.
a. Causal Condition : Kondisi yang menyebabkan
orang-orang termotivasi dalam melakukan ritual Ciam si adalah rasa
keingintahuan orang-orang terhadap ciam si,banyaknya orang yang meramalkan
nasibnya,banyak orang yang percaya dan yakin terhadap ramalan ciam si.
b. Central phenomenon : Fenomena utama terjadi
pada orang-orang yang baru pertama kali melakukan ciam si ini adalah ingin
melihat peruntungan ramalan di masa depan
c. Consequences : merupakan hasil dari suatu aksi
yang terjadi.apabila ketika seesorang
kebingungan dalam melakukan ciam si.Mereka hanya melakukan ritual ciam si tanpa
melihat tata cara apakah udah benar atau tidak
d. Strategies : merupakan aksi/interaksi/ cara
untuk mengurangi konsekuensi yang terjadi.Ketika seseorang melakukan ciam si
tanpa memahami apa sebenarnya yang mereka
lakukan,orang itu akan mencari strategi untuk mendapatka informasi yang
seakurat mungkin dalam melakukan ciam si ini
e. Context : situasi tertentu tempat atau yang
mempengaruhi terjadinya aksi,interaksi,strategi dan merupak penyebab dari
causal conditions.Contohnya adalah keinginan seseorang untuk meramalkan
nasibnya yang dilakukan di kuil ciam si yang terletak di samping pos informasi
area Gunung Kawi
f.
Intervening
condition : sesuatu yang memfasilitasi atau menghambat dikembangkanya suatu
strategi tertentu.Misalnya tidak ada biaya untuk pergi ke Gunung Kawi,kurangnya
sumber informasi pada orang-orang mengenai ciam si
4.1.3 Selective Coding
Merupakan suatu proses rekonseptualisasi
kategori pokok dalam suatu cerita atau narasi.Narasi ini diarahkan untuk menggambarkan
dan menjelaskan dinamika fenomena utama yang menjadi fokus penelitian.Dinamika Fenomena
utama yang menjadi fokus penelitian dalam satu bentuk yang integratif.Proses
ini secara langsung akan memvalidasi keterkaitan antara kategori-kategori yang
diidentifikasi
Motivasi seseorang untuk melakukan Ciam si ini
pada dasarnya dari individu itu sendiri.Mereka tersugesti dari orang-orang yang
telah melakukan ciam si ini sebelumnya dan mereka pun penasaran inigin mencoba
langsung bagaimana melakukan ciamsi tersebut.Jika dikaitkan dengan teori
hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow ,maka individu yang melakukan ciam si
ini dikarenakan kebutuhn yang ada pada dirinya. Teori Maslow tentang motivasi
secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan)
kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang
ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh seseorang yang berwenang dan diarahkan
sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak,
harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus
dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk
sasaran-sasaran
Berikut
adalah 5 kebutuhan dasar Maslow yang diantaranya adalah merupakan kebutuhan
orang yang melakukan Ciam si.Hierarki ini dususun berdasarkan kebutuhan yang
paling penting hingga yang tidak terlalu krusial:
1. Kebutuhan yang bersifat fisiologis
(lahiriyah)
Kebutuhan dasar yang harus terlebih dahulu
terpenuhi.Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang,
pangan dan papan.Seseorang harus memenuhi kebutuhan ini sebelum melakukan ciam
si.Ketika kebutuhan dasar sesesorang ini belum terpenuhi maka ia tidak mungkin
dapat melakukan kegiatan ciam si.Maka dapat ditarik kesimpulan orang yang melakukan
ciam si ini adalah orang yang kebutuhan fisiologisnya terpenuhi.
2. Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja
(Safety Needs)
Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan,
ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya,wewenangnya dan tanggung
jawabnya. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila
dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.Kebutuhan
keamanan ini apabila dikaitkan dengan seseorang yang melakukan ciam si adalah
orang yang melakukan ciam si menginginkan
suatu peringatan ketika dalam kertas nasib disebutkan ia akan mengalami nasib
sial.Dalam peringatan tersebut tentunya orang-orang akan berhati-hati dalam
melakukan hal-hal yang bisa mencelakakan diri mereka.Jika mereka berhati-hati
maka mereka akan selamat dari bahaya
3. Kebutuhan sosial (Social Needs)
Banyak
orang yang melakukan ciam si adalah mencoba peruntungan mereka akan hal
jodoh.Keinginan untuk melihat peruntungan jodoh ini merupakan bentuk kebutuhan
tingkat 3 yang ingin mempunyai relasi sosial dengan orang lain.Jadi pada
dasarnya banyak orang yang melakukan ciam si ini dikarenakan oleh pemenuhan
kebutuhan sosial mereka dalam mencari jodoh.Misalnya adalah memiliki
teman,sahabat,kebutuhan cinta dari lawan jenis dan lain-lain.
Kebutuhan
penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri tidak berhubungan dalam motivasi
seseorang melakukan ciam si.
4.2
Pembahasan Masalah
Bagian
ini merupakan pembahasan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat pada
Bab I.Pertanyaan tersebut diantaranya adalah
1. Bagaimana sejarah Ciam si di gunung kawi ?
2. Apa tujuan para pengunjung melakukan Ciam si?
3. Apa motivasi para pengunjung gunung kawi yang
melakukan Ciam si?
Berikut ini adalah jawabannya
1. Sejarah ciam si pada dasarnya dibangun oleh
orang Tiong Hoa. Ciam si adalah tradisi peramalan yang berakar pada Taoisme
Zhang Tao Ling pengembang ajaran Tao yang hidup pada abad ke-2
Masehi,menciptakan metode ciam si dengan tujuan membantu orang orang yang
berdoa diklenteng untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang
dihadapi.Jawaban diberikan dalam bentuk syair yang ditulis dilembar-lembar
kertas yang isinya penjelasan atau petunjuk tertentu yang dianggap sebagai
jawaban dewa atau dewi atas doa yang dipanjatkan. Ciam si sama halnya sebuah ritual
“Meramal Nasib” dimana kita akan disuruh untuk mengocok sebuah wadah yang
berisi petunjuk-petunjuk nasib kita sampai salah satu diantaranya terjatuh ke
lantai, maka itulah yang menjadi “peruntungan” kita pada periode ini. Bila kita
merasa bingung dengan artinya, karena kebanyakan kata-kata didalam lembar itu
dikatakan secara abstrak, maka kita dapat menggunakan jasa penterjemah yang ada
di bagian depan klenteng untuk mengartikan apa yang sebetulnya menjadi maksud
dari lembar tersebut.
2. Tujuan pengunjung melakukan ciam si adalah
menjawab rasa ingin tahu orang orang akan ramalan yang terdapat di ciam
si.Ketika seseorang ingin tahu akan sesuatu yang baru dalam hal ini adalah ciam
si maka mereka akan melakukan ciam si itu dengan sebaik mungkin agar rasa ingin
tahu tersebut bisa terjawab oleh pengalaman langsung melakukan ciam si dari
individu itu sendiri
3. Motivasi
yang terjadi dalam diri sendiri pengunjung itu sendiri adalah mereka penasaran
ingin mencoba atau adanya keinginan untuk mencoba tanpa dipengaruhi oleh orang
lain. adanya rasa kepercayaan dan
motivasi orang-orang melakukan ritual ciamsi adalah mereka ingin melihat
nasibnya sehingga orang termotivasi mengikuti ritual tersebut dan juga mereka
memiliki kepercayaan bahwa tujuan mereka sama untuk melihat ramalan nasib
sehingga konsekuensi yang dihasilkan saat sesudah melihat peruntungan dalam
ritual ciamsi adalah jika hasil dari ramalan tersebut baik maka mereka akan
percaya atau dipertahankan sebaliknya jika ramalan ansib itu tidak terlalu baik
maka ada kecenderungan ramalan itu akn tidak dipercaya atau mereka percaya dan
menghindari hal-hal yang telah tertulis di ramalan nasib tersebut. Manfaat
yang diambil oleh pengunjung dalam melakukan ciamsi di gunung kawi adalah
mendapatkan pengalaman baru yang telah dirasakan,yaitu ikut serta dalam mencoba
peruntungan di ciam si.Selain itu pengalaman ini dapat diberitahukan kepada
orang lain sehingga semakin banyak orang yang melakukan ciam si
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Gunung Kawi adalah salah satu tujuan wisata
religius sekaligus simbol kemakmuran. Lebih dari itu,Kawasan Gunung Kawi
ternyata memiliki magnet lain yang sangat kuat sebagai daya tarik dan penuh
dengan mistis.Banyak orang-orang yang melakukan ritual pesugihan.Orang yang
berhasil dalam melakukan pesugihan ini adalah pendiri rokok
bentoel.Pendiri perusahaan bentoel
diyakini sukses karena mendapat wangsit dari guunung Kawi.Pendiri rokok bentoel
yang merupakan etnis Tiong Hoa menjadi tokoh yang menyebabkan banyak
orang-orang dari etnis Tiong Hoa lainnya yang ingin mencari pesugihan juga.
Ciam si akhirnya berkembang pesat ditandai dengan banyaknya para pengunjung
yang ingin mencoba peruntungan di Ciam si.Orang orang yang telah melakukan Ciam
si ini ikut menyebarluaskan informasi
tentang ramalan ini sehingga banyak orang yang penasaran.Orang orang yang
penasaran ini tentunya juga ingin mencoba secara langsung ritual Ciam
si.Akhirnya banyak para pengunjung yang berbondong-bondong melakukan Ciam si ini
5.2 Saran
Untuk
mengantisipasi banyaknya pengunjung yang ingin melakukan ciam si,maka pihak
yang berwenang dalam mengurus area gunung Kawi seharusnya menyediakan tempat
yang lebih luas agar bisa menampung banyak para pengunjung yang ingin melakukan
ritual Ciam si ini
REFERENSI
http://www.scribd.com/doc/6241515/Pasarean-Gunung-Kawi-Perubahan-Sosial-Budaya (diakses pada tanggal 6 juni 2012
Maslow, Abraham H., 1984, Motivasi dan Kepribadian, Seri
Manajemen No. 104 Cetakan Pertama PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
Http://mirnaferdiyawati-uin-bi-2b.blogspot.com/2008/04/teori-hirarki-kebutuhan-abraham-maslow_7935.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar