Senin, 28 Oktober 2013

UTS DIPP CHITRA YUANITA 105120307111065


DAILY HABBIT : Bedwetting
 
Tanya
Saya mempunyai anak (perempuan umur 7 thn kelas 2 SD) belakangan ini sering sekali mengompol. Dia sudah tidak memakai diapers/pempers sejak umur 3 tahun dan sejak itu jarang sekali mengompol. Sejak umur 6 tahun (saat masuk SD), dia tidur di kamarnya sendiri dan itu pun hanya sesekali mengompol. Namun herannya sejak kurang lebih 6 bulan terakhir ini dia sering sekali mengompol bahkan akhir akhir ini bukan hanya saat tidur malam tapi jg saat tidur siang. Saya sudah membiasakan anak anak saya untuk buang air kecil dulu sebelum tidur, tapi tetap saja anak saya ini mengompol. Adiknya (laki2 umur 3 thn 10 bln) justru baru belakangan ini lepas dari diapers, tapi sangat jarang mengompol. Padahal anak perempuan saya kalau minum susu di malam hari cuma 1 kali. Apakah ada hubungannya antara mengompol dgn kebiasaan menahan kencing, karena anak perempuan kami ini suka sekali menahan kencing apalagi saat asyik brmain. Apa yg harus saya lakukan agar dia tidak mengompol lagi ? Mohon bantuannya, thx

Jawab dan Pembahasan
Mengompol istilah kedokterannya adalah enuresis, yaitu mengeluarakan air seni secara tidak sadar pada usia dimana seharusnya sudah dapat mengendalikan keinginan buang air kecil, dan hal ini merupakan hal yang umum terjadi pada anak. Bagi anak, mengompol sering merupakan hal yang sangat memalukan. Sedangkan bagi orang tua, hal ini dapat merupakan pengalaman yang menjengkelkan. Mengompol bukanlah merupakan kesalahan anak. Sayangnya, beberapa orang tua masih berfikir bahwa mengompol berasal dari kurangnya disiplin, dan dapat disembuhkan dengan hukuman. Hal ini sangat jauh dari kebenaran.
Mengompol bisa dibagi menjadi 2 tipe: primer dan sekunder. Tergolong primer jika seorang anak tidak pernah tidak mengompol sejak kecil. Sedangkan sekunder bila anak pernah tidak mengompol selama miimal 6 bulan, setelah itu baru timbul keluhan.
  • Enuresis primer: ngompol yang terjadi sejak usia dini.
Mengompol tipe primer menunjukkan belum matangnya susunan saraf, sehingga anak tidak bisa merasakan sensasi penuhnya kandung kencing pada saat tidur, sehingga anak tidak terbangun pada saat tidur malam. Penyebabnya bisa salah satu atau kombinasi dari berbagai macam faktor, yaitu  tidak bisa menahan kencing di malam hari, anak tidak terbangun di malam hari karena kandung kencingnya penuh, anak memproduksi urin dalam jumlah banyak di malam hari dan pada saat jam tidur, anak tidak mempunyai kebiasaan ke belakang yang baik (toilet training), serta anak punya kebiasaan sering menahan kencing.
  • Enuresis sekunder: ngompol akibat penyakit.
Mengompol tipe sekunder bisa disebabkan gangguan organ atau problem emosi. Gejala yang timbul bisa menunjukkan penyebab mengompol, baik psikis, gangguan di susunan saraf atau penyakit ginjal dan saluran kemih.Gejala-gejala yang menunjukkan gangguan susunan saraf atau ginjal dan saluran kemih, bisa berupa mengompol sepanjang hari, sering kencing, kencing tidak puas, sakit saat berkemih, tidak bisa menahan kencing, kencing yang menetes-netes atau perubahan warna kencing dan gejala lain seperti sulit dan tidak bisa mengontrol buang air besar
Ngompol pada anak yang terjadi saat tidur malam hari disebabkan oleh produksi urine yang melebihi kapasitas kandung kemih. Hasil studi menyatakan bahwa ngompol adalah masalah bawaan dari orang tua mereka. 40 % anak akan ngompol jika salah satu orang tuanya memiliki masalah ngompol ketika anak-anak. Prosentasi ini akan meningkat hingga 70 % jika kedua orang tua memiliki pengalaman ngompol.Dahulu kebiasaan mengompol dianggap sebagai masalah psikologis. Namun sekarang diketahui bahwa faktor biologis memegang peranan lebih besar.
Mengenai permasalahan anak yang malas ke kamar mandi apabila sedang asik bermain, maka kita harus mengingatkannya bila kita melihat "gelagat" bahwa ia ingin pipis. Karena anak Ibu tersebut juga sudah besar yaitu  usia 7 tahun, maka Ibu bisa mengajaknya untuk berdialog mengenai bahaya bila menahan pipis. Ibu juga bisa bekerjasama dengan dokter anak langganan untuk membantu menerangkan akibat apabila suka menahan pipis. Bila memang tidak ada kelainan pada organ/saluran kemihnya, penyebab mengompol anak Ibu lebih cenderung pada masalah psikologis (menahan pipis saat asik bermain) juga masalah pada toilet trainingnya. Karena itu, kita harus benahi segera masalah toilet training tersebut. Kunci utama dari toilet training adalah konsistensi, apa lagi bila anak sudah menginjak usia di atas 3 thn. Tanpa konsistensi dan kesabaran dari orangtua, maka program toilet training ini tidak akan berhasil. Yang harus dilakukan jika anak mengompol adalah bersikaplah sewajarnya, jangan menunjukkan rasa jengkel, marah atau bahkan panik.Bicarakan baik-baik dengan si anak. Ada banyak kasus dimana anak berhenti mengompol setelah diajak bicara dari hati-hati. Bila penyebabnya karena ia iri dengan perhatian orang tua kepada adik bayinya cari pemecahan bersama dan beri perhatian yang cukup untuk kakaknya. Beri dukungan kepada anak, ini adalah tindakan terpenting. Ejekan, omelan bahkan hukuman akan membuat anak jadi depresi dan cemas, sehingga anak menjadi pendiam, minder, pemalu yang akan menambah masalah lagi dan memperberat kebiasaan mengompolnya. Jadi jangan sekali-kali mempermalukan anak atau membandingkan dengan anak lain, malah bila si anak berhasil tidak mengompol berilah ia hadiah dan pujian tentang keberhasilannya dihadapan banyak orang, agar ia semakin termotivasi.
Penyebab anak mengompol, baik di rumah maupun di sekolah:
  1. Gejala penyakit misalnya infeksi pada saluran kencing dan gangguang sistem saraf akibat tekanan psikologis.
  2. Ada masalah pada kandung kemihnya yang menyebabkan anak harus buang air kecil lebih sering, walaupun hanya sedikit urine saja atau sebelum kandung kemihnya penuh.
  3. Anak belum siap secara fisik karena sistem tubuhnya belum sempurna. Anak belum mampu menahan air kencing di kandung kemih, tidak menyadari kebutuhan buang air kecil, bangun dari tidur dan pergi ke kamar mandi.
  4. Anak belum terbiasa pergi ke toilet sendiri karena biasanya selalu dibantu oleh Anda (orang tua) dan pengasuhnya dalam hal melepaskan dan mengenakan pakaian.
  5. Faktor keturunan dari orang tuanya.
  6. Anak tidak berani menyampaikan keinginan kepada gurunya bahwa ia mau menggunakan toilet di sekolahnya.
  7. Letak kamar kecil atau toilet terletak jauh dari kelas anak Anda, gelap dan terpencil sehingga anak merasa takut pergi sendirian.
  8. Toilet sekolah berbeda dengan toilet di rumah dan anak Anda tidak merasa nyaman dengan model WC (jongkok atau duduk).
  9. Anak merasa cemas dan tidak aman, misalnya saja karena ditinggal cuti pengasuhnya, kelahiran adik baru, atau pindah ke rumah baru.
  10. Kebersihan toilet di sekolah yang digunakan oleh banyak orang tidak sebersih toilet di rumah, menyebabkan anak enggan untuk menggunakan toilet di sekolah.

Saat siang hari anak Anda yang sudah terlatih untuk menggunakan toilet mungkin tidak memiliki kebiasaan mengompol. Sementara di malam hari karena jam tidur yang panjang, untuk tetap menjaga celana tetap kering sepanjang malam adalah keterampilan yang sulit dikuasai anak. Terutama ketika anak tertidur sangat pulas. Ia belum menguasai keterampilan untuk bisa menahan, bangun dari tidurnya dan pergi ke toilet ketika kandung kemihnya penuh. Yakinkan anak Anda bahwa mengompol adalah masalah yang umum terjadi pada anak-anak seusianya. Beri dukungan kepadanya dan katakan kepadanya bahwa ia pasti bisa mengatasi masalah tersebut.
Tips mengatasi kebiasaan mengompol pada anak:
  • Jelaskan kepada anak bahwa Anda tidak marah kepadanya karena ia mengompol. Anda justru ingin membantunya mengatasi kebiasaan mengompolnya tersebut. Selain usia anak yang semakin besar, ingatkan juga pada anak bahwa mengompol akan menyebabkan anak merasa tidak nyaman karena baju, celana, kaki dan tempat tidurnya basah.
  • Untuk memudahkan penjelasan kepada anak mengenai pentingnya tidak selalu tergantung kepada popok, Anda bisa mencari video di internet atau membeli buku yang memiliki gambar-gambar menarik menjelaskan cara yang dapat membantu mereka mengontrol kandung kemihnya dan mampu pergi ke toilet sendiri jika butuh buang air kecil.
  • Sebaiknya untuk mencegah anak mengompol adalah dengan melakukan beberapa latihan pada beberapa malam dulu. Cek popok anak setiap pagi hari untuk melihat apakah anak bisa menjaga popoknya untuk tetap kering sepanjang malam atau tidak. Usahakan sesegera mungkin setelah anak bangun dari tidurnya. Dengan begitu jika memang popoknya basah, maka Anda akan bisa melihat apakah pembasahan popok terjadi di malam hari atau pagi hari.
  • Jika setelah beberapa latihan saat malam hari anak selalu bisa menjaga popoknya untuk kering sampai pagi hari, maka itu berarti anak sudah siap untuk tidur dengan celana dalamya.
  • Bila dalam beberapa hari latihan anak tetap saja mengompol, mungkin memang anak Anda belum siap untuk menjaga celananya tetap kering saat malam hari. Anda bisa mengulangi latihan ini beberapa bulan kemudian. Tidak memaksa anak dan menunggu saat yang tepat adalah yang terbaik, dengan begitu Anda tidak perlu repot mengganti linen dan pakaian yang basah karena bekas mengompol setiap pagi.
  • Dalam masa latihan mungkin Anda bisa memberikan pull-up diaper kepada anak Anda yakni popok yang berbentuk seperti celana dalam anak.
  • Biasakan mengajarkan anak untuk mandiri pergi ke toilet sendiri tanpa dibantu oleh Anda (orang tua) dan pengasuhnya dalam hal melepaskan dan mengenakan pakaian.
  • Ajarkan anak untuk berani menyampaikan keinginan kepada gurunya ketika ingin menggunakan toilet di sekolah.
  • Jangan pernah mempermalukan anak Anda dengan memberitahukan kebiasaan mengompolnya tersebut di depan orang lain .
  • Batasi jumlah cairan yang diminum anak saat malam hari, terutama 1 – 2 jam sebelum tidur.
  • Ajak anak ke toilet dan buang air kecil beberapa saat sebelum waktu tidur. Buang air kecil sebelum tidur dapat dilakukan sebagai kegiatan rutin yang dilakukan anak sebelum beranjak tidur selain mandi, gosok gigi dan dibacakan cerita oleh ayah atau ibu.
  • Saat anak sudah tertidur, Anda bisa membangunkannya untuk pergi ke toilet pada jam tertentu atau sebelum akhirnya Anda beranjak untuk tidur juga. Bantu anak untuk membuka celananya dan perintahkan anak untuk buang air kecil. Setelah anak buang air kecil, Anda bisa membawa anak kembali ke kamar tidurnya untuk melanjutkan tidurnya.
  • Pastikan ada lampu tidur kecil yang menyala di jalan atau gang antara kamar anak Anda dan toilet di rumah. Dengan begitu ia bisa melihat jalan ke kamar mandi apabila terbangun di malam hari dan ingin membangunkan Anda untuk minta ditemani atau menggunakan toilet sendiri.
  • Beberapa orang tua berhasil menghilangkan kebiasaan mengompol anaknya dengan mengajak anak untuk pergi ke toilet dan buang air kecil secara rutin setiap jam di siang harinya.
  • Untuk memudahkan anak pergi ke toilet di malam hari, usahakan jalan antara kamar anak Anda dan toilet bebas dari barang-barang atau mainan anak yang berserakan.
  • Walaupun mengompol bukanlah kesalahannya, sebaiknya Anda mendorong anak untuk turut bertanggung jawab dengan memintanya untuk membantu Anda saat membersihkan dan mengganti linen atau sprei yang basah.
  • Jika anak Anda mengompol dengan tenang minta anak Anda untuk segera mengganti pakaiannya yang basah dengan yang kering agar air kencingnya tidak menyebabkan iritasi pada kulitnya. Bila diperlukan Anda juga bisa memandikannya. Katakan kepada anak Anda untuk mencoba tidak mengompol lagi malam berikutnya.
  • Selalu gunakan alas tidur dari bahan serap yang bisa dicuci sekaligus memiliki lapisan pelindung kasur tahan air.
  • Letakan alas tidur pelindung kasur dan linen serta pakaian kering anak di tempat terjangkau, dekat dengan anak. Sehingga Anda bisa mengganti linen dan pakaian anak dengan cepat apabila dibutuhkan.
  • Terkadang anak-anak yang sudah terlatih menggunakan toilet di siang hari masih memiliki kebiasaan mengompol di malam hari. Memang dibutuhkan waktu dan kesabaran mulai beberapa bulan sampai tahun bagi anak untuk bisa bebas dari popok sama sekali.
  • Berikan pujian, pelukan atau sticker yang dapat anak Anda lekatkan ke ke papan khusus atau kalender setiap anak berhasil tidak mengompol. Berikan semangat dengan memberikan hadiah untuknya apabila anak berhasil menjaga celananya untuk selalu tetap kering.
  • Apabila Anda meninggalkan anak dengan pengasuh di rumah atau menitipkan anak kepada kakek dan neneknya, maka beritahukan jadwal kebiasaan mengajak anak ke kamar mandi pada jam-jam tertentu anak biasa buang air kecil. Usahakan latihan atau terapi supaya anak tidak mengompol terus berlanjut walaupun Anda tidak bersamanya.
  • Anda bisa berkonsultasi dengan dokter anak Anda jika sampai usia 6 tahun ia masih memiliki kebiasaan mengompol untuk melihat apakah ada penyebab lain. Anak membutuhkan perawatan sebagaimana mestinya segera karena ada kemungkinan kebiasaan mengompolnya bisa jadi disebabkan banyak hal antara lain karena ada infeksi pada saluran kencingnya, faktor psikologis, diabetes dan masalah keluarga